Cabai (Pentigraf)



Hari ini Manto bergembira. Sebungkus cabai muda, beratnya setengah kilo lebih, didapatnya dengan cuma-cuma. Bu Ita membagikan cabai hasil ladangnya kepada seluruh rekan kerjanya. Daripada dijual juga tidak ada harganya, lebih baik dibagikan kepada sanak saudara dan teman, begitu kilahnya. Terbayang di benak Manto, sang istri bakal senang karena oseng tempe dengan cabai hijau adalah favoritnya.

Selesai salat Zuhur, Manto menunggu jam pulang dengan menulis. Peristiwa membahagiakan diri dan teman-temannya sayang jika tidak diabadikan. Ia pun asyik menulis. Waktu satu jam setengah tidak terasa telah dihabiskannya di depan laptop. Sinyal internet di sekolah pada hari itu sangat bersahabat. Seramah Bu Ita yang secara ikhlas memberikan cabai hasil panennya. 

Pukul 14.00 tibalah saat Manto kembali ke rumah. Bungkusan cabai digantung di motor. Sambil bersiul riang ia membuka pintu rumah. Tidak lupa ia mengucapkan salam. Dengan wajah berseri diberikannya bungkusan cabai kepada istrinya. Denok terlihat sangat cantik. Kulitnya yang kuning kontras dengan gaun hijau yang dipakainya. Tumben ia berdandan siang-siang. "Hampir dua jam aku menunggu. Hari ini resepsi pernikahan anak Bu Bambang. Katamu izin pulang pagi!" Pecah isak tangis Denok sambal berlari ke dalam kamar.


Musi Rawas, 30 September 2021

Share:

1 komentar:

  1. Pentigrap yang keren Pak D. Huuf.. Jika saja Manto tak terlambat tak mungkinnDenok sedih dan menangis. Cabai yang Manto bawa harusnya bisa membuatnya senang namyn karena terlambat pulang malah jadi tangisan.hehe

    BalasHapus

Pengikut Diksi

Beli Domain Banyak Discount

www.domainesia.com

Postingan Populer

Recent Posts

Theme Support

Butuh bantuan kami untuk upload atau kustomisasi Template blog ini? Hubungi Saya dapatkan detail kustomisasi tema yang Anda butuhkan.