• Diksi 1

    Halaman SDN Mardiharjo Musi Rawas

  • Diksi 2

    SMP Terbuka TKB Batu Kucing Musi Rawas (Sekarang, Musi Rawas Utara)

  • Diksi 3

    Indahnya Negeriku

  • Diksi 4

    Dunia yang Kecil

  • Diksi 5

    Kota Kenangan

Tampilkan postingan dengan label Pentigraf. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pentigraf. Tampilkan semua postingan

Pendar Cinta Sodik



Pendar Cinta Sodik

Oleh PakDSus


#Pentigraf (Cerpen Tiga Paragraf)


"Kakak dari Kwarran mana?" tanya Sodik kepada seorang pembina puteri berparas manis. Irmawati, biasa dipanggil Irma, nama pembina puteri itu. Mereka berkenalan pada hari kedua Kursus Mahir Lanjutan yang diselenggarakan Kwarcab. Sodik, pembina muda yang berkecukupan namun masih lajang itu senang sekali bertemu dengannya. Paras Irma yang imut, tutur katanya yang sopan membuat Sodik terkesan. Selanjutnya, bisa ditebak. Mereka makin akrab. Saat istirahat, mereka gunakan untuk berbincang akrab. Sodik yang pandai melucu, sesekali membuat Mira terpingkal-pingkal. 

Setiap peserta digabungkan dalam grup WA. Akhirnya, tanpa meminta Sodik pun mengetahui nomor kontak Irma, wanita yang telah menambat hatinya. Meskipun belum berani "nembak", Sodik merasa yakin, Irma memberikan lampu hijau kepadanya. Broadcast yang ia kirimkan, selalu dibaca. Itu ia tahu dari centang dobel berwarna biru. Sekali-sekali, Irma pun membalas dengan kalimat yang sopan.  

Tiada pertemuan tanpa perpisahan, begitu pun pertemuan Irma dan Sodik bersama teman-teman sepelatihan. Setelah upacara penutupan, para peserta berkemas. Sebagian peserta perempuan dijemput suami atau keluarganya. Sebelum berpisah, Sodik menemui Irma yang juga saat itu dijemput keluarganya. Cukup banyak anggota keluarga Irma yang menjemput. Setelah pintu belakang mobil itu terbuka, terlihat seorang balita mungil berkucir dua berlari sambil berteriak, "Mamaa ....! 

 

Tugumulyo Musi Rawas, 9 Oktober 2021


Share:

Darno Pulang KML




Darno Pulang KML

Oleh PakDSus


#Pentigraf (Cerpen Tiga Paragraf)

Setelah lima hari mengikuti mengikuti KML, kursus pramuka kelanjutan dari KMD (Kursus Mahir Dasar), Darno sampai pada acara penutupan. Ia dan seluruh peserta terlihat gembira dan bersuka cita. Sambil menunggu Kakwarcab menutup acara, para peserta bernyanyi dan bertepuk ala pramuka. Darno pun sesekali tampil di tengah-tengah rekannya. Ia menunjukkan kebolehannya menyanyi dan menari. Gelak tawa dan tepuk riuh peserta menggema memenuhi ruang pertemuan ketika melihat tingkah lucunya.

Selesai upacara, para peserta bergegas menuju arena bazaar. Banyak pedagang dan penjual cindera mata. Tidak ketinggalan Mbok Jamu gendong. Si Mbok menawarkan jamu pegal linu, tolak angin, dan ... hehe ... jamu yang ditunggu-tunggu Darno, Jamu Sehat Lelaki produksi salah satu perusahaan jamu tradisional Indonesia. Darno membayangkan, Denok pasti sudah rindu sekali. Sebelum berangkat, mereka bersepakat tidak saling telepon kecuali ada hal penting atau ada kabar sakit keluarga mereka. Alasannya agar ia berkonsentarasi pada materi pelatihan dan tentu saja agar rindu mereka makin menggebu pada saat bertemu nanti.

Setelah melipat tanda dan mengepak barang-barang lain, Darno mengirim pesan WA kepada Denok. Ia pun segera memacu sepeda motornya beriringan dengan koleganya yang berasal dari kecamatan yang sama. Di tengah perjalanan, mereka singgah di sebuah warung mi ayam. Sambil menunggu tukang mi meracik hidangan, ia menelepon Denok. Dalam teleponnya, ia bercerita bahwa ia kangen, ingin kembali berjamaah di musala bersama Denok seperti hari-hari biasanya. Tiba-tiba raut wajah Darno berubah. Sayup terdengar dari seberang sana bahwa subuh tadi Denok sudah tidak salat lagi. Siklus bulanan perempuan memaksa Denok menghentikan ibadah utamanya.  

Share:

Cabai (Pentigraf)



Hari ini Manto bergembira. Sebungkus cabai muda, beratnya setengah kilo lebih, didapatnya dengan cuma-cuma. Bu Ita membagikan cabai hasil ladangnya kepada seluruh rekan kerjanya. Daripada dijual juga tidak ada harganya, lebih baik dibagikan kepada sanak saudara dan teman, begitu kilahnya. Terbayang di benak Manto, sang istri bakal senang karena oseng tempe dengan cabai hijau adalah favoritnya.

Selesai salat Zuhur, Manto menunggu jam pulang dengan menulis. Peristiwa membahagiakan diri dan teman-temannya sayang jika tidak diabadikan. Ia pun asyik menulis. Waktu satu jam setengah tidak terasa telah dihabiskannya di depan laptop. Sinyal internet di sekolah pada hari itu sangat bersahabat. Seramah Bu Ita yang secara ikhlas memberikan cabai hasil panennya. 

Pukul 14.00 tibalah saat Manto kembali ke rumah. Bungkusan cabai digantung di motor. Sambil bersiul riang ia membuka pintu rumah. Tidak lupa ia mengucapkan salam. Dengan wajah berseri diberikannya bungkusan cabai kepada istrinya. Denok terlihat sangat cantik. Kulitnya yang kuning kontras dengan gaun hijau yang dipakainya. Tumben ia berdandan siang-siang. "Hampir dua jam aku menunggu. Hari ini resepsi pernikahan anak Bu Bambang. Katamu izin pulang pagi!" Pecah isak tangis Denok sambal berlari ke dalam kamar.


Musi Rawas, 30 September 2021

Share:

Mi Goreng Instan (Pentigraf)



Mi Goreng Instan

 Oleh Susanto

Sejak ditinggal istrinya ikut Kursus Pembina Pramuka Mahir seminggu lalu, Manto tinggal berdua bersama dengan anak lelaki, satu-satunya anak yang masih tersisa di rumah. Meskipun Manto jago memasak, sore itu ia ingin membeli lauk saja. Namun, apa lacur, hujan deras datang tiba-tiba mengguyur. Hingga lewat waktu maghrib, hujan belum juga mereda. Akhirnya, ia mengajak anaknya memasak mi goreng. Dua bungkus mi goreng instan mereka masak sesuai petunjuk pada kemasan. Separuh mi sudah dimakan sang putera, sisanya ingin ia masak kembali dengan menambah bumbu-bumbu: bawang merah, bawang putih, dan cabai rawit.

Bumbu-bumbu tambahan sudah digiling. Setelah minyak dalam kuali panas, bumbu pun ditumis. Sreng …! Uap mengepul memunculkan aroma gurih menyengat, sedap. Manto menambahkan air. Lalu, mi yang sejatinya sudah siap dimakan, ia masukkan ke dalam kuali. Sambil menunggu kuah mengering, ia masuk ke kamar melanjutkan menulis pentigraf yang baru ditulisnya satu paragraf. Lama juga memikirkan konflik agar nyambung dengan twist yang sudah direncanakan.   

Begitu ide didapat, segera ia tulis kelanjutan cerita pentigrafnya. Lega hati Manto, cerpen yang sedang ia pelajari dan tekuni, akhirnya selesai juga. Dibacanya pentigraf itu berulang-ulang. Rasa puas menyelimuti hatinya. Setelah itu Manto keluar kamar. Setengah berlari ia menuju kuali. Asap putih mengepul menyelimuti mi instan yang sudah menghitam arang.


Share:

MANTO YANG DERMAWAN

Seperti biasa, Manto si pedagang sayur keliling melayani pembeli langgananannya yang kebanyakan kaum hawa. Sore itu, ada ibu-ibu yang mengeluh. Hampir menangis ia bercerita bahwa uang tabungannya hilang digasak maling. Uang tabungan itu sedianya akan digunakan untuk membeli hape android bekas agar anaknya bisa belajar daring seperti teman-temannya. Si ibu itu sedih setiap kali anaknya menumpang belajar teman-temannya suka mengolok-oloknya.

Mendengar cerita ibu-ibu itu, hati Manto yang dermawan terketuk. “Saatnya bersedekah dengan uang yang besar,” katanya dalam hati. Setelah menyerahkan bungkusan ikan, bumbu dapur, dan sayuran kepada salah satu pelanggannya, ia berjanji akan membantu ibu itu membeli hape. Katanya, pekan depan jika uangnya datang akan segera ia berikan untuk membantu ibu-ibu pelanggannya yang sedang kesulitan itu. 

Bu Tejo yang namanya sama dengan tokoh viral dunia maya itu pun bertanya, “Mas, dari mana Mas dapat uang sebanyak itu? Bukankah dagangan sayurnya jika diborong semua barangkali juga tidak sampai tiga juta?” Dengan percaya diri ia mengeluarkan hape dan menunjukkan tulisan yang ada di dalamnya kepada Bu Tejo: SELAMAT ANDA MENDAPAT SUBSIDI DARI PLN SEBESAR RP50.000.000 BERKAT TRANSAKSI RUTIN ANDA SETIAP BULAN. 


Musi Rawas, 23 September 2021

Share:

Senangnya Bisa Bermusik Kembali


Gita Laras, 27 Januari 2016

Sejak PPKM diturunkan levelnya, Manto merasa mendapat angin segar. Keinginannnya bermain musik seperti dahulu bakal kesampaian. Si 'Pinggang Bahenol' dan si 'Bodi Spanyol' bakal keluar dari "rumahnya" dan siap dimainkan. Manto pun pun bersiap dan mengumpulkan teman-teman untuk kembali latihan pada malam Minggu. SMS dan WA pun segera dilayangkan dengan jawaban yang sangat menggembirakan. Semua siap. 

Pada hari "H" adik angkat Manto di kota tetangga dilamar kekasihnya. Ia diminta datang untuk ikut menyaksikan. Dengan berat hati Manto terpaksa berangkat. Prosesi lamaran tidak lupa ia abadikan. Ia kirimkan ke grup WA sebagai bukti bahwa ia berhalangan datang tepat waktu. Temannya di lokasi pun membalas mengirimkan gambar bahwa peralatan sudah disiapkan. Melihat foto itu, acara di tempat adiknya terasa sangat lama. Jadi, betapa senangnya hati Manto ketika ustaz membacakan doa. 




Selesai makan, ia segera meluncur pulang menuju tempat latihan. Sampai di lokasi, kembali hati Manto berbunga-bunga. Alunan musik keroncong yang dimainkan teman-temannya dengan sound system sederhana membuatnya tidak sabar segera memainkan 'kencrung', ukulele bersenar tiga. Pembawa acara pun memanggil, "Lagu berikutnya, Mbak Tika. Beliau akan membawakan .... Suara pembawa acara melalui mikrofon terhenti. Ada asap mengepul dari dalam ampli rakitan.           


Musi Rawas, 19 September 2021

Share:

Kesayangan Pak Karsono

Kesayangan Pak Karsono

Oleh PakDSus


Dibandingkan dengan temanku yang di ruang tengah, aku lebih dahulu menemani keluarga pak Karsono. Aku merasa disayang. Debu yang menempel di badan dan kepalaku setiap hari dibersihkan. Aku pun tampak selalu bersih dan baru. Beda dengan temanku yang digantung di dinding, dinyalakan dengan cara ditarik dan debu yang menempel di badannya, ya Allaah … tebalnya.

Pagi kemarin aku lihat temanku diturunkan. Hei, rupanya ia rusak lagi dan dibawa ke tukang reparasi langganan pak Karsono. Pada sore hari kulihat ia sudah dipasang dan menyejukkan ruang keluarga pak Karsono malam harinya. Aku bersyukur menjadi kesayangan keluarga pak Karsono, selalu dibersihkan dan tidak pernah rusak.

Minggu sore ini keluarga pak Karsono panik. Leherku sangat panas. Ada bagian yang meleleh. Baling-balingku berhenti berputar. Sejak Sabtu pagi aku ditinggal pergi. Mereka lupa memutar tombol ON ke OFF. Pak Karsono mendekatiku dan segera mencabut kabel listrik dari stop kontak. Aku pun segera dibawa ke bengkel elektronik langganan beliau. Tidak sampai 10 menit, kami pun pulang. Tiba-tiba, mobil berhenti dan … BRAKK …! Aku dilempar ke kotak sampah tepi jalan. Kudengar Pak Karsono mengomel, “Ongkos servis lebih mahal daripada beli!”


Musi Rawas, 17092021

Share:

Jus Jagung



 

Jus Jagung

Oleh Susanto

“Bu, hari Sabtu besok aku bawa jagung rebus sekalian blender ke sekolah, ya!” kata Manto kepada istrinya. Benar saja, pagi-pagi di hari Sabtu Manto sudah bersiap. Blender ia masukkan di dalam bagasi motor. Jagung pipil rebus dimasukkan ke wadah dan digantung di bawah setang motor. Sesampai di sekolah, Manto dengan ramah mengajak teman-temannya minum jus jagung manis, jagung dari daerah Curup, Rejang Lebong, Bengkulu.

Pada jam istirahat, Manto bergegas dari kelas menuju kantor guru. Ia akan membuat jus jagung manis seperti yang biasa ia lakukan di rumah. Setelah itu, ia akan bercerita tentang manfaat jus jagung seperti yang pernah ia baca di internet.

Sampai di kantor guru, Manto melihat rebusan jagung pipilan di dalam wadah masih utuh. Salah seorang guru sepuh meminta maaf. Ia mengatakan bahwa mereka berterima kasih atas oleh-oleh Manto. Namun, bukan menolak melainkan tidak terbiasa meminum jus jagung jadi tidak ada yang mencoba membuat. Mendengar itu, manfaat jagung manis di dalam kepala Manto yang akan ia ceritakan, ambyar.      

#pentigraf

Share:

Sang Robot Guru

Robot Guru

Oleh Susanto

Anak orang super kaya itu piatu. Ibunya meninggal arena kecelakaan tunggal. Seperti teman-temannya, ia pun belajar daring. Wabah Corona telah menutup pintu gerbang sekolahnya. Ayahnya khawatir, anaknya tidak belajar dengan baik karena tidak ada yang mengawasi. Sementara, pekerjaannya menuntutnya meninggalkan rumah. Agar ada yang menemani anakya belajar dan bebas dari risiko tertular virus, sang ayah menyewa robot canggih untuk mendampingi anaknya menuntut ilmu.

Sang anak bukan anak biasa. Ia anak yang cerdas. Apa yang diterangkan sang robot guru dengan mudah dipahami. Setiap kali berhasil menyelesaikan kuis sang Robot Guru selalu memuji.

"Ayah, beri aku ibu lagi atau temani aku belajar!" si anak orang super kaya merengek kepada ayahnya sambil memeluk perut ayahnya yang masih terbungkus jas dan dasi. Robot guru tidak pernah marah, bahkan selalu memuji setiap berhasil menyelesaikan tantangan. Akan tetapi, senyumnya kaku dan suaranya monoton datar. 


#dekonstruksi #pentigraf

https://susanto232426.gurusiana.id/article/2020/11/robot-guru-1034250

Share:

Pentigraf (4)

 Si Jago

#dekonstruksi #pentigraf

Sudah tiga hari ayam jagoku hilang. Aku cari ke mana-mana tidak ketemu. Biasanya, setiap pagi dan sore, jika mulutku mengucapkan kurrrr..... ayam jago yang tidak kuberi nama itu berlari mendekat. Kok kok kok ... si Jago makan dengan lahap. Hingga kemarin si Jago belum pulang. Sayangnya, aku tidak bisa mencari. 

Sejak kemarin badanku meriang. Tugas daring dari Pak Guru kelas 6 pun belum kukerjakan. Mulutku pahit, aku tidak doyan makan. Namun, hari ini sudah mulai mendingan. Badan tidak lagi demam, lidah pun tidak terasa pahit lagi. Kepada ibuku aku minta digorengkan ayam. Sudah tiga hari aku tidak makan nasi, apalagi dengan lauk protein hewani.

Ibuku wanita yang baik sekali. Beliau membuatkan gulai ayam selain ayam goreng yang aku pesan. Alhamdulillah, sekarang aku sudah sembuh. Segera aku pergi ke kandang, mencari ayam jago kesayangan. Aku celingukan, mataku tidak menemukan ayam jagoku yang mirip Rambo ayam hebat milik Atuk Dalang. Ke mana si jago tidak kelihatan, hatiku bertanya-tanya. Kepada ibu aku pun bertanya, apakah si jago sudah kembali. Ibu menjawab, "Tuh, di kuali dan piring di meja makan."



Pernah dipublikasikan di: 

https://susanto232426.gurusiana.id/article/2020/11/si-jago-2984078?bima_access_status=valid


Share:

Contoh Pentigraf (3)

Menjadi Tumbal Pesugihan

Oleh Usdhof


Dengan mulut tertutup lakban, aku digandeng keluar kamar menuju ruang belakang. Aku didudukkan di atas kursi. Kaki, tangan, dan kepalaku dipegang dengan kuat. Tangan kasar orang-orang yang seharusnya menyayangiku telah meremukkan tulang-tulangku yang masih muda.

Semenjak pandemi, ayah dan ibu sudah tidak berpikir normal. Heran! Aku yang masih duduk di kelas dua SD saja sudah sedikit mengerti mana yang rasional dengan tidak. Aku belajar dari guruku. Sungguh kefakiran telah merengut kerasionalannya.

Ibuku mulai memegang kepalaku sambil berbisik bahwa ada aura pembawa kekayaan pada diriku. Aku teringat cerita guruku. Kisah Nabi Ismail dijadikan kurban oleh ayahnya, Nabi Ibrahim atas perintah Tuhan. "Bangsat! Aku bukan Ismail yang akan digantikan dengan domba surga." Aku berontak meski mataku tetap tercukil dari kelopakku. Akan tetapi jeritanku terdengar sampai ke ujung langit hingga dikirimkan malaikat penolong. Terali besi ditetapkan buat mereka.


Gresik, 8 September 2021

#pentigrafsadis

#pentigrafbone


Sumber: Grup Menulis RVL (Rumah Virus Literasi)

Share:

Bodohnya Saya

Oleh: Telly D


Udara pagi yang segar menyentuh wajah saya ketika pintu rumah saya buka.  Matahari belum terbit. Baru saja shalat subuh ditunaikan masih pagi sekali. Jalanan masih sepi dan lengang. Saya berdiri di pintu pagar depan rumah menunggu langganan sayur yang suka melintas depan rumah di subuh buta. 

Sebuah becak melintas di depan rumah dan mendadak berhenti. Pengemudi beca itu turun dari kendaraannya berjalan ke arah saya menyapa dan mengeluarkan senyuman terbaiknya. Reflex saya ikut tersenyum, dia menanyakan mengapa saya sepagi itu berdiri di depan rumah. Kami saling menyapa dan bertukar kabar.

Langganan sayur datang. Saya sibuk berbelanja. Tukang becak itu berdiri di samping saya menemani saya memilih sayuran sambil sesekali memperlihatkan dompetnya yang berisi uang 50 ribuan. Saya tidak mengerti maksudnya sampai dia mengatakan ‘’yuk makan bakso nanti sore dekat UNM, saya tunggu ya?” Hah tukang becak itu ternyata lagi merayu saya.  Bodohnya, saya tidak tahu. 


Makassar, 8 September 2021


#pentigraf

Sumber: Grup WA Rumah Virus Literasi

Share:

Mahasiswa Salah Duga

0leh Telly D


Baru saja saya selesai mencuci mobil ketika seorang mahasiswa masuk ke halaman rumah. Saya persilakan mahasiswa itu duduk di terase tempat suami selalu melayani mahasiswa yang butuh konsultasi. Saya meneruskan pekerjaan yang belum selesai meyiram bunga. 

Menunggu suami selesai shalat dhuha saya menemani mahasiswa itu mengobrol. Isi obrolan tentang kesulitan mendapat pekerjaan di saat sekarang. Tema pembicaraan itu cocok, mahasiswa ini baru saja menyelesaikan ujian S1nya.  Ketika suami menggabung, saya beralih meneruskan merapikan halaman seperti yang biasa saya lakukan setiap hari. 

Konsultasi mahasiswa selesai saya mengantar mahasiswa itu ke pintu halaman sekaligus untuk menutup pintu. Mahasiswa itu menyentuh lengan bahu saya sambil menatap dan mengatakan dengan penuh simpatik ’’datanglah ke Morowali kampung saya, di sana ada pabrik nikel sehingga banyak pekerjaan yang lebih baik daripada sekedar membersihkan halaman seperti disini.” 

Hah……

Makassar, 8 September 2021


#pentigraf

Sumber: Grup WA RumahVirusLiterasi


Share:

Pengikut Diksi

Beli Domain Banyak Discount

www.domainesia.com

Postingan Populer

Label

Recent Posts

Theme Support

Butuh bantuan kami untuk upload atau kustomisasi Template blog ini? Hubungi Saya dapatkan detail kustomisasi tema yang Anda butuhkan.